KISTI NUH

Diposting oleh abutaheera On 06.04

Oleh : abu taheera


KISTI NUH diambil dari bahasa Urdu yang berarti Bahtera Nuh. Ia adalah legenda berwujud fakta, yang telah membuktikan keberpihakan Tuhan kepada Rasul utusannya dan telah menunjukan dasyatnya Adzab Tuhan yang ditimpakan kepada setiap orang yang mengingkari, menghina dan mencemoohkan rasul pilihan-Nya.

Berawal dari penentangan hebat kaum Nuh as. dan adanya Isyarat Tuhan bahwa tak seorang pun lagi akan beriman kepada misinya, kecuali orang-orang yang telah beriman sebelumnya, maka demi melihat keadaan kaumnya seperti itu Nuh as mulai gelisah sebab beliau memahami setelah beliau datang sebagai pembawa kbabar gembira (Mubasyir) maka tibalah saatnya Nadzir Tuhan berbicara, gema wahyu pun berdengung bahwa para pengingkar dari kaum Nuh as akan di tenggelamkan.

Sebelum benar-benar adzab itu tiba Tuhan memerintahkan Nuh as. untuk segera membuat bahtera dibawah pengawasan dan wahyu Tuhan-namun juga pembuatan bahtera itu ditengah ejekan dan hinaan menyakitkan dari para pemimpin kaumnya. Dengan Petunjuk wahyu Tuhan akhirnya bahtera itu pun selesai dibuat sebagai jaminan keselamatan bagi khadim-khadim setia-para pecinta Tuhan yang telah beriman bersama Nuh as.

Ketika perintah Tuhan datang, segera Nuh as, memerintahkan para pengikut beliau memasuki bahtera, bersama mereka juga dimasukan masing-masing sepasang binatang yang diperlukan, Nabi Nuah as. berpesan kepada para pengikutnya : Apabila kamu dan orang-orang yang bersamamu telah berada di atas bahtera itu, maka ucapkanlah: "Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan kami dari orang-orang yang zalim." QS. 23:29




Setelah semuanya siap Tuhan pun segera menampakan takdirnya, sumber-sumber mata air di negri dimana Nabi Nuh as. tinggal mulai menyembur ke permukaan, begitu juga air hujan tumpah ruah membanjiri bumi, maka air bah yang dahsyat segera terbentuk dan melahap semua kaum Nuh yang buta mata hatinya.

Seribu satu pertanyaan pengikut Nuh as. tentang pembuatan bahtera kini terjawab sudah, ditengah badai bah melanda mereka berlayar dengan aman dalam bahtera Nuh as. setiap bahtera itu melaju mereka meyaksikan orang-orang yang menghina Nabi Nuh as. sekarat ditenggelamkan banjir bah yang maha dahsyat, laknatullah ‘alal kadzibin.

Ketika bahtera Nuh sampai disuatu sudut, nabi Nuh memanggil anaknya yang tengah diombang-ambing banjir untuk ikut bersamanya, namun sang anak menolak dan berkata lebih baik saya pergi berlindung ke atas gunung, suatu jawaban yang sama sekali tidak di harapkan oleh Nabi Nuh as. dengan hati teriris-mata air berderai nabi Nuh berucap: “ Nak
Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah (saja) Yang Maha Penyayang".

Kemudian saat itu datang ombak bergulung menelan putra nabi Nuh as. nabi Nuh menjerit berseru kepada Tuhannya sambil berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janji Engkau itulah yang benar. Dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya." Allah berfirman: "Hai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu, sesungguhnya ia telah berbuat yang tidak baik. Sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahui (hakekat)nya. Sesungguhnya Aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan." ( Surah Hud )

Dalam masalah keimanan tidak satupun bisa dipaksa, sesuatu yang diyakini seseorang konsekwensinya ditanggung sendiri-tidak ada seorang pun bisa dipersalahkan. Satu jiwa tidak bisa menggantikan jiwa yang lain di hadapan Tuhan, tidak harta tiada pangkat bisa dipertaruhkan untuk meringankan beban orang lain, itulah sebabnya Nuh yang berpangkat Nabi sekalipun tidak bisa menolong darah dagingnya sendiri-karena syafaat seorang nabi bukan untuk para pembangkang. Terbukti hanya pengikut setia Nabi Nuh as. yang diselamatkan Tuhan mereka berlayar dengan aman sentosa di bawah perlindungan Allah Swt dan mendarat di bukit Judi ( Qs 11: 44 ).

Allah swt berfirman :. Maka Kami selamatkan Nuh dan penumpang-penumpang bahtera itu dan Kami jadikan peristiwa itu pelajaran bagi semua umat manusia.(Qs 29:15 ), makna dari ayat ini amat luas bahwa peristiwa Nuh as dan kaumnya tidak hanya bermanfaat pada masanya tetapi harus menjadi hikayat peringatan bagi seluruh umat manusia setelahnya.

Pada hakikatnya setiap utusan Tuhan datang, mereka senantiasa membuatkan bahtera bagi umatnya atau kalau dia hanya seagai Rasul yang mengikuti rasul sebelumnya mereka juga menunjukan jalan untuk memperbaiki dan kemudian menaiki kembali bahtera yang telah dibuat rasul sebelumnya. Zaman nabi Nuh as. bahteranya berwujud kayu dan paku, sedangkan pada zaman rasul-rasul setelahnya bahtera itu berupa syariat, dan walau berbeda bentuk namun fungsinya sama.

Bahtera Nabi Muhammad saw. Bernama Syari’at Islam yang ditakdirkan menjadi syari’at paling sempurna dan diperuntukan bagi seluruh umat manusia, artinya bahtera Islam itu mampu memenuhi segala kebutuhan penumpangnya dari mana saja mereka datang, dan ajaran islam itu sendiri memberikan jaminan kedamaian bagi para pengikutnya.

Bila dihitung dari masa Hijrah sampai sekarang Islam telah berusia 1430 tahun, dari masa-ke masa badai penetangan terus menghantam dari segala penjuru, ditambah juga dengan kekacauan di dalamnya telah membuat laju bahtera ini terseok-seok, memang bukan bahtera Islamnya yang rusak tetapi telah di nodai oleh kepentingan-kepentingan sebagian pemeluknya yang tidak bertanggungjawab, sehingga wajah islam tak lagi nampak indah.

Namun Rasulullah saw. Sendiri pernah bersabda bahwa Islam tidak akan hancur karena ada aku ( Muhammad ) di awalnya dan Isa di akhirnya serta Mahdi di pertengannya. Di lain hadis Rasulullah saw. Bersabda walaal mahdiya illa Isa(sunan Ibn Majah h.1341. Antara Mahdi dan Isa yang di maksud adalah satu orangnya.

Jadi, figure yang ditunjuk langsung untuk menjadi nakhoda bahtera Islam pada akhir zaman adalah sosok imam Mahdi,
Semoga blog ini bisa menampilkan bahtera Islam yang damai

0 Response to "KISTI NUH"

Posting Komentar

In Memorian

In Memorian
wisata

About Me

KOMPAS.com - Nasional

Jemaat Ahmadiyah Indonesia